Mempesona

YOSI ISMARINA TAGOPALANGE PANGIAN KECAMATAN LINTAU BUO KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT

Senin, 21 Mei 2012

TUGAS KELOMPOK

Materi Teoritis

VLAN 
Teknologi VLAN  (Virtual Local Area Network) bekerja dengan cara melakukan pembagian jaringan secara logik ke dalam beberapa  subnet. VLAN  adalah kelompok  device dalam sebuah LAN yang dikonfigurasi (menggunakan  software manajemen) sehingga mereka dapat saling berkomunikasi seakan-akan dihubungkan dengan jaringan yang sama walaupun secara fisikal mereka berada  pada segmen LAN yang berbeda. 

Jadi VLAN dibuat bukan berdasarkan koneksi  fisikal namun lebih pada koneksi logikal, yang tentunya lebih fleksibel. Secara logika,  VLAN membagi jaringan ke dalam beberapa subnetwork. VLAN mengijinkan banyak  subnet dalam jaringan yang menggunakan switch yang sama. VLAN merupakan model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi secara fisik  seperti pada LAN. Sebuah VLAN merupakan fungsi logik dari sebuah switch. Fungsi logik ini mampu membagi jaringan LAN ke dalam beberapa jaringan virtual. 

Implementasi VLAN dalam jaringan memudahkan seorang administrator jaringan dalam membagi secara logik group-group  workstation  secara fungsional dan tidak  dibatasi oleh batasan lokasi. Dewasa ini kinerja sebuah jaringan sangat dibutuhkan oleh sebuah  organisasi terutama dalam hal kecepatan dalam pengiriman data. Salah satu  kontribusi teknologi untuk meningkatkan kinerja jaringan adalah dengan kemampuan  untuk membagi sebuah broadcast domain yang besar menjadi beberapa broadcast  domain yang lebih kecil dengan menggunakan VLAN. Broadcast domain yang lebih kecil akan membatasi device yang terlibat dalam aktivitas  broadcast dan membagi  device ke dalam beberapa grup berdasar fungsinya.

Dengan menggunakan VLAN, kita dapat melakukan segmentasi jaringan switch berbasis pada fungsi, departemen atau pun dengan kondisi sesuai dengan kebutuhan masing-masing instansi. Kita dapat juga mengelola jaringan kita sejalan dengan kebutuhan pertumbuhan instansi sehingga para pekerja dapat mengakses segmen jaringan yang sama walaupun berada dalam lokasi yang berbeda.

Keuntungan Penggunaan VLAN 
Beberapa keuntungan penggunaan VLAN antara lain: 

1. Dari segi keamanan jaringan  
Keamanan data dari setiap jaringan dapat dibuat tersendiri, karena segmennya bisa dipisah secara logik. Hal ini akan mengurangi kesempatan data akan di ganggu. VLAN juga akan banyak menciptakan kelompok broadcast sesuai dengan kebutuhan dari jaringan yang dibuat. Jadi jaringan akan dipecah atau dibagi ke dalam jaringan yang lebih kecil sehingga dapat membatasi akses-akses yang tidak diijinkan. Administrator juga akan memiliki kontrol terhadap setiap port  dan user yang ada.  Pengaturan keamanan juga dapat dilakukan pada level MAC address, protokol-protokol, atau tergatung kebutuhan. 

2. Dari segi fleksibilitas jaringan 
Teknologi VLAN menggabungkan para pengguna jaringan dan peralatan jaringan yang berbeda lokasi fisik kedalam satu jaringan yang sama. hal seperti ini akan terasa ketika terjadi penambahan pengguna dalam satu divisi tetapi media fisik untuk menghubugkan pengguna baru tersebut sudah tidak tersedia,  administrator dapat mengatasi hal ini dengan menghubungkan pengguna baru tersebut kedalam media fisik yang lain tetapi dengan kewenangan yang sama sesuai dengan divisinya tanpa tergantung letak dari pengguna tersebut dan di media fisik mana terhubung. Hal ini juga dapat menghemat dari kebutuhan untuk menambah perangkat jaringan yang baru, karena dapat memanfaatkan media atau perangkat lain yang masih belum digunakan secara maksimal.  

3. Dari Segi Segmentasi 
Segemntasi jaringan digunakan untuk membagi  broadcast domaindan  collision domain. VLAN memecah  broadcast domain yang besar ke dalam  broadcast domain yang kecil. Pembagian  broadcast domain memungkinkan untuk mengurangi broadcast storm yang mengganggu kinerja sebuah jaringan. Segmentasi jaringan memudahkan manajemen jaringan karena pengguna yang membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi dalam segmen yang sama sehingga lebih memudahkan dalam memanajemen jaringan tersebut

4. Dari segi  performance jaringan 
VLAN akan membagi beberapa kelompok  broadcast domain ke dalam kelompok yang lebih kecil sehingga akan mengurangi lalu lintas paket yang tidak dibutuhkan dalam jaringan sehingga  performance  jaringan meningkat. Pembagian jaringan ke dalam VLAN-VLAN juga akan mengurangi banyaknya  device yang berpartisipasi dalam pembuatan broadcast storm. Broadcast storm  terjadi ketika terdapat kerusakan pada kartu jaringan, sehingga pengiriman paket akan terus diulang sampai berhasil.  Dengan VLAN hal ini dapat dikurangi karena adanya pembatasan broadcast domain. Pembatasan  broadcast domain juga bermanfaat untuk mengisolasi masalah agar tidak menyebar,sehingga  performance jaringan lainnya tetap terjaga. 

5. Dari segi skalabilitas 
VLAN memudahkan seorang administrator dalam mengembangkan jaringanya. Ketika sebuah VLAN tumbuh menjadi semakin besar, dengan kata lain  broadcast domain yang dihasilkan sudah semakin besar, VLAN tersebut dapat diperkecil lagi sesuai dengan kebutuhan sehingga broadcast domain yang dihasilkan pun akan semakin kecil. Dan ketika diperlukan penambahan jaringan baru, tidak perlu mengubah struktur jaringan yang ada, cukup menambahkan VLAN ke dalam switch yang tersedia. 



Langkah – langkah yang dilakukan dalam merancang simulasi VLAN pada sebuah sekolah adalah: 
1. Konfigurasi Router 
2. Konfigurasi Switch utama 
3. Switch distribusi 
4. Uji koneksi dan melihat VLAN membershipHasil Dan Pembahasan 
Hasil
Uji Coba Sistem. 
Sebelum melakukan uji coba sistem, pastikan semua link dalam packet tracer berada dalam status aktif (berwarna hijau). Jika semua  link telah aktif, pengujian dapat dilakukan dengan cara melakukan uji keneksi antar sesama host dalam suatu VLAN maupun dengan host VLAN yang berbeda dengan melakukan ping. Berikut ini merupakan aturan atau pembatasan hak akses antara VLAN satu dengan yang lainya, untuk lebih memudahkan dalam penyampaianya ditampilkan dalam rabel sebagai berikut : 






VLAN


VLAN (Virtual LAN) adalah suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN, hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan.
 
Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan menjadi sangat fleksibel karena dapat dibuat segmen yang bergantung pada organisasi, tanpa bergantung lokasi workstations.

VLAN diciptakan untuk menyediakan layanan segmentasi secara tradisional disediakan oleh router di konfigurasi LANVLANmenangani masalah-masalah seperti skalabilitas, keamanan, dan manajemen jaringan.

KEGUNAAN VLAN:
  1. Menimalisir kemungkinan terjadinya konflik IP yang terlalu banyak.
  2. Mencegah terjadinya collision domain (tabrakan domain).
  3. Mengurangi tingkat vulnerabilities.

CARA KERJA VLAN 
VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang digunakan untuk mengklasifikasikannya, baik itu menggunakan port, MAC address, dsb. Semua informasi yang mengandung penandaan/pengalamatan suatu VLAN (tagging) disimpan pada suatu database, jika penandaannya berdasarkan port yang digunakan maka database harus mengindikasi port-port yang digunakan VLAN. 

Untuk mengaturnya maka biasanya digunakan switch yang bisa diatur. Switch/bridge inilah yang bertanggung jawab menyimpan semua informasi dan konfigurasi suatu VLAN dan dipastikan semua switch memiliki informasi yang sama.

VLAN Cross Connect (CC) adalah mekanisme yang digunakan untuk membuat VLAN Switched, VLAN CCmenggunakan frame IEEE 802.1ad mana Tag S digunakan sebagai Label seperti dalam MPLS. IEEE menyetujui penggunaan seperti mekanisme dalam nominal 6,11 dari IEEE 802.1ad-2005.

Kesimpulannya, VLAN membuat kita dapat mengontrol pola lalu lintas dan bereaksi cepat untuk relokasi.VLAN memberikan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan perubahan dalam persyaratan jaringan dan memungkinkan untuk administrasi disederhanakan.

DHCP Server, DHCP Client dan DHCP Relay


DHCP SERVER
          DHCP (Dynamic Configuration Protocol) adalah layanan yang secara otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP Client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP Server.



DHCP CLIENT

            Pada saat kedua DHCP client dihidupkan , maka komputer tersebut melakukan request ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP. DHCP menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP Server setelah memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease) nomor IP yang ada ke DHCP-Client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar pool. Nomor IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default gateway. Jika tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak dapat menginisialisasi TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut.
 
            Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP Client tersebut dinyatakan selesai dan client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka nomor IP tersebut dikembalikan kepada DHCP Server, dan server dapat memberikan nomor IP tersebut kepada Client yang membutuhkan. Lama periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam, bulan atau selamanya. Jangka waktu disebut leased period.

Fungsi DHCP : Seperti yang sudah diterangkan. fungsi DHCP ini adalah dapat memberikan nomor IP secara otomatis kepada komputer yang melakukan request. 

DHCP RELAY

DHCP Relay adalah proxy yang mampu menerima dan mengirim ulang permintaan DHCP ke DHCP server yang sebenarnya. Pada jaringan besar umumnya terdiri dari banyak segmen (umumnya VLAN) dan ratusan atau bahkan ribuan komputer. Tentu sulit sekali untuk me-manage IP untuk sekian banyaknya PC itu. 
 

Kelebihan DHCP

1.    Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server.
2.    DHCP menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain. DHCP ini didesain untuk melayani network yang besar dan konfigurasi TCP/IP yang kompleks.
3.    DHCP memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang reusable, artinya alamat IP tersebut bisa dipakai oleh client yang lain jika client tersebut tidak sedang menggunakannya (off).
4.    DHCP memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server.
5.    DHCP akan memberikan satu alamat IP dan parameter-parameter kofigurasi lainnya kepada client.

Rabu, 18 April 2012

Rancangan Jaringan Internet 1 Lantai, 3 Ruangan, 20 PC

IEEE 802.11 (Wi-Fi)

Wi-Fi (atau Wi-fi, WiFi, Wifi, wifi) merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks - WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya.

Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk pengunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (atau dikenal dengan hotspot) terdekat.

Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu: 802.11a, 802.11b, 802.11g, and 802.11n. Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu produk yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005.

Spesifikasi.

802.11b 11 Mb/s 2.4 GHz b
802.11a 54 Mb/s 5 GHz a
802.11g 54 Mb/s 2.4 GHz b, g
802.11n 100 Mb/s 2.4 GHz b, g, n

Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama.

Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz), berpusat di frekuensi berikut:

* Channel 1 - 2,412 MHz;
* Channel 2 - 2,417 MHz;
* Channel 3 - 2,422 MHz;
* Channel 4 - 2,427 MHz;
* Channel 5 - 2,432 MHz;
* Channel 6 - 2,437 MHz;
* Channel 7 - 2,442 MHz;
* Channel 8 - 2,447 MHz;
* Channel 9 - 2,452 MHz;
* Channel 10 - 2,457 MHz;
* Channel 11 - 2,462 MHz

Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLAN (wireless local area network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja di jaringan WLAN dan sudah memenuhi kualitas kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan.

Teknologi internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur Amerika Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE) berdasarkan standar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.16. Perangkat Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di jaringan Wireless Metropolitan Area Network (WMAN).

Karena perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM (Industrial, Scientific dan Medical). Sedang untuk perangkat yang berstandar teknis 802.11a dan 802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau juga disebut Wi-Max, yang bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.

Tingginya animo masyarakat --khususnya di kalangan komunitas Internet-- menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan akses. Artinya, para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu direpotkan dengan kabel.

Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket digital assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access point atau hotspot.

Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut --yang dibangun oleh operator telekomunikasi, penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan-- dipicu faktor kedua, yakni karena biaya pembangunannya yang relatif murah atau hanya berkisar 300 dollar Amerika Serikat.

Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi Wi-Fi yang semakin menggejala di berbagai belahan dunia, telah mendorong Internet service providers (ISP) membangun hotspot yang di kota-kota besar dunia.

Beberapa pengamat bahkan telah memprediksi pada tahun 2006, akan terdapat hotspot sebanyak 800.000 di negara-negara Eropa, 530.000 di Amerika Serikat dan satu juta di negara-negara Asia.